ARUM JERAM (SONGA ADVENTURE)
TIDAK kalah dengan
Sukabumi di Jawa Barat yang sudah lebih dulu terkenal dengan arung
jeramnya, sejak tahun 2001 lalu di Kabupaten Probolinggo muncul
pelopor operator arung jeram. PT Alam Lestari Sejahtera yang menaungi
operator Songadventure, membuka jalur pengarungan pertama di Probolinggo
tepatnya di Sungai Pekalen yang terletak di Kecamatan Tiris,
Kabupaten Probolinggo.
Menurut Managing Director Songa Adventure Imam Santoso, misi utama memperkenalkan arung jeram kepada masyarakat Probolinggo tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengenalkan potensi wisata minat khusus yang dimiliki Jatim kepada wisatawan, lengkap dengan panorama alamnya yang indah. Sebagai putra daerah, operator paling sulung ini bertekad untuk serius mengembangkan wisata minat khusus ini agar tak kalah dari daerah lain seperti Jawa Barat, Bali, dan Sumatera.
Menurut Managing Director Songa Adventure Imam Santoso, misi utama memperkenalkan arung jeram kepada masyarakat Probolinggo tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengenalkan potensi wisata minat khusus yang dimiliki Jatim kepada wisatawan, lengkap dengan panorama alamnya yang indah. Sebagai putra daerah, operator paling sulung ini bertekad untuk serius mengembangkan wisata minat khusus ini agar tak kalah dari daerah lain seperti Jawa Barat, Bali, dan Sumatera.
Kendati sejak awal upaya memperkenalkan wisata minat khusus arung jeram ke Probolinggo mendapat tentangan dari banyak pihak, setelah berusaha keras meyakinkan jajaran DPRD Kabupaten Probolinggo dengan berbagai upaya, izin resmi berhasil dikantongi tahun 2001. Saat itu pemerintah daerah bahkan menilai wisata minat khusus ini tak lebih penting dari besarnya pendapatan asli daerah (PAD) yang dihasilkan sehingga menolak memberi izin. "Alasannya waktu itu nyawa lebih penting daripada PAD," papar Imam.
Setelah izin resmi di tangan, mulailah Songadventure mendidik masyarakat sekitar. Mereka merekrut banyak pemuda untuk menjadi pengangkat perahu karet dan pemandu atau guide. Bukan hal yang mudah memperkenalkan suatu hal yang sama sekali baru kepada masyarakat dengan kulturnya yang sederhana. Tetapi, lambat laun Probolinggo yang awalnya hanya dikenal karena kawasan Bromonya, mulai dikenal dengan arung jeramnya.
Langkah ini kemudian diikuti PT Lintas Jeram Nusantara yang sebelumnya telah membuka jalur pengarungan di Sungai Citarik, Jawa Barat. Operator kedua ini membuka jalur pengarungan di sungai yang sama dengan nama Regulo Rafting. Karena beberapa hal, Regulo baru beroperasi pada tahun 2002 kendati izin resmi juga telah dikantongi sejak tahun 2001.
Seperti pepatah ada gula ada semut, sukses memperkenalkan arung jeram dan menarik wisatawan baik manca maupun dalam negeri diikuti oleh operator paling bungsu Noars yang berada di bawah naungan PT Pandawa Condong Nusantara. Setelah melalui usaha yang cukup memakan waktu, Noars pun mengantongi izin untuk membuka jalur pengarungan di Sungai Pekalen bagian atas, mengikuti jejak dua operator pendahulunya mulai pertengahan tahun 2004 lalu.
Hingga saat ini ketiganya resmi mengelola Sungai Pekalen. Tentunya merupakan hal luar biasa karena begitu banyak sungai yang ada di Jatim tetapi ketiga operator memilih satu sungai yang sama untuk aktivitas ini. Apa sebetulnya yang menjadi keistimewaan Sungai Pekalen yang masuk kategori grade 3-4 dalam dunia arung jeram ini?
"Sebelum kami membuka jalur pengarungan di sana, kami telah melakukan survei terhadap seluruh sungai yang ada di Jatim. Hasilnya, Sungai Pekalen-lah yang paling memenuhi syarat untuk arung jeram," kata Imam. Menurut dia, ada beberapa sungai di Malang, Lumajang, Bondowoso, dan Jember yang sebenarnya cukup bagus, tetapi airnya hanya ada pada musim hujan. Pada musim kemarau air bahkan nyaris kering.
Presiden Direktur PT Condong Pandawa Nusantara Rendy Nurkhomaini yang merupakan salah satu pendiri Noars menyebutkan, di antara beberapa sungai yang telah disurvei Pekalen memang satu-satunya sungai yang paling memenuhi syarat untuk arung jeram.
Sungai yang dimanfaatkan untuk olahraga dan wisata minat khusus ini umumnya memiliki kekhasan tersendiri. Pekalen yang berada di antara grade tiga (intermediate) hingga grade empat (advanced) ini merupakan kombinasi antara aliran dengan riam sedang yang tidak beraturan, tetapi tetap bisa diprediksi kelakuannya.
Karena aliran airnya kadang-kadang sulit dihindari, cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Bahkan karena harus sering melakukan manuver yang rumit dalam arus yang deras, diperlukan pengendalian kapal oleh pendayung andal. Gelombang besar dan empasan jeram bisa muncul sewaktu-waktu, tetapi tetap bisa dihindari. Pengendalian tetap diperlukan terutama dalam pusaran air. Manuver harus cepat sehingga penumpang harus siap di bawah tekanan.
Dalam grade ini Pekalen di Probolinggo memiliki tingkat kesulitan seperti Sungai Ayung yang ada di Bali dan Sungai Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, serta Sungai Sa’dang di Sulawesi. Kecantikan alam yang ada di sepanjang jalur pengarungan seperti Goa Kelelawar, air terjun dan tebing-tebing yang tinggi menjadi daya tarik tersendiri di samping perilaku sungai Pekalen yang sangat menantang. Imam menjelaskan, jeram sungai umumnya terbentuk dari faktor kemiringan (gradien), bebatuan yang ada, belokan, dan patahan yang sangat tajam. Dalam olahraga arung jeram, jeram-jeram inilah yang menjadi daya tarik dan daya jual, selain panorama yang dilewati sepanjang jalur pengarungan. Jeram umumnya diberi nama yang kadang disesuaikan dengan karakter jeram yang bersangkutan atau berdasar peristiwa yang terjadi di jeram tersebut. Misalnya Jeram S yang membentuk huruf "s", Jeram Selamat Datang, Jeram Stress, Jeram Goodbye, dan Jeram Godbless.
Umumnya, penggiat merasa tertantang karena wisata minat khusus ini memang memberikan tantangan yang sangat menguji nyali. Keasyikan meliuk-liuk di atas perahu menaklukkan keliaran arus dan terjalnya bebatuan sungai justru menjadi daya tarik yang mengasyikkan. Percikan air yang keras menampar tubuh hingga kuyup, berselang-seling dengan tawa dan teriakan lepas anak manusia di alam bebas. Di alam, manusia bisa melupakan rutinitas dan hiruk pikuk kota. Di sini mereka belajar berinteraksi, menjadi akrab dengan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar